Monday, October 20, 2014

46 Surat

Udah lama rasanya aku gak nulis (katakanlah begitu, walaupun sebenernya aku lagi ngetik) disini.
bukan apa-apa, belakangan ini aku lebih sering nulis di kertas. Banyak lembaran yang ku tulisi dengan apapun yang terlintas di perasaanku waktu itu. sebagian disimpan, sebagian lagi lenyap bersama waktu yang terlewat.

Pribadi, aku nganggap nulis merupakan suatu pekerjaan yang "sehat". semua rasa termanifestasi dalam baris kata. tak terkecuali.  
aku jadi ingat 46 surat yang pernah kubuat untuk seorang wanita yang tak perlulah kusebut namanya.
46 surat ini berisi rasa yang sulit di ungkap lewat lisan..
salah satunya, saat bertemu, kulihat teduh, cantik dan indah parasnya, kurasa baik dan lembut sifatnya, kudengar renyah tawanya . fikiranku menjadi liar, rasa bergejolak, ingin ku katakan jutaan kata dalam satu rasa "cinta".
namun ku diam.

46 surat itu menjadi saksi rasa
saksi yang tak pernah bicara
hanya mendengar keluhan sang penulisnya.
mereka tidaklah bosan tertuangkan rasa yang aku punya
mereka juga tidaklah marah karena tak sampai pada yang di damba.

46 surat itu sekarang telah tercecer (mungkin), 
terbakar (mungkin), terbuang (mungkin), 
terhanyutkan (mungkin) bersama dia yang bukanlah lagi dia.
aku bukanlah memungkiri rasa, apalagi berlari dari rasa .
tapi kadang, rasalah yang membunuh, menikam dengan tajamnya .
ya, semakin tajam rasamu, semakin dapat ia membunuh.

pilihanku sekarang hanya dua.
terbunuh rasa atau membunuh rasa.
tak masalah jika kuharus terbunuh rasa
karena aku juga sudah mati untuk kesekian kalinya.